Wednesday, May 13, 2009

BILA ATAS NAMA UNTUK KEPENTINGAN RAKYAT HANYA SEBAGAI KEDOK..


Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring mengaku tidak merasa cemburu jika Susilo Bambang Yudhoyono memilih Gubernur Bank Indonesia Boediono sebagai calon wakil presidennya.

"Ya bukan cemburu, mungkin pertimbangan beliau persoalan kita krisis ekonomi. Sehingga perlu mengambil orang-orang yang terkait dengan keahlian di bidang krisis ekonomi ini," terang Tifatul, saat ditemui di Gedung Dakwah PKS, Jakarta (12/5).

Selain itu, Tifatul juga mempertanyakan mengapa Boediono bersedia dengan tawaran sebagai cawapres. Karena di dalam undang-undang wapres tidak mempunyai kewenangan yang banyak dalam mengatur jalannya roda pemerintahan.

"Saya juga heran, kalau Pak Boediono mau. Sayang gitu lho. Sebagai seorang gubernur bank sentral gengsinya tinggi, gajinya juga tinggi dan itu internasional jaringannya. Tiba-tiba mau jadi wakil presiden," tanyanya.

"Wapres kan jabatan politik, bukan jabatan profesional. Kalau profesional itu ada di bangku menteri. Dan orang yang sekelas orang finance, seperti Pak Boediono itu bank sentral sudah jabatan yang paling tinggi," tambah Tifatul.

Ia lebih setuju jika Boediono ditempatkan pada posisi lain. Sebab, menurutnya, posisi wapres itu lebih baik jika dipegang oleh sosok yang berasal dari partai politik.

"Saya menghormati Pak Boediono sebagai profesional. Tapi kalau untuk jabatan wapres, ya kenapa tidak dari parpol saja," tandas dia.

No comments:

Post a Comment